JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Pengurus Pusat Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) menyebut berbagai alasan di balik pengusulan perubahan sistem skor badminton dari 3x21 menjadi 5x11.
Melalui Kepala Bidang Hubungan Luar Negeri, Bambang Roedyanto, keputusan pengajuan perubahan sistem skor sudah dikaji dengan pengurus dan pelatih.
"Seperti para pemain tidak hanya mengandalkan stamina, durasi pertandingan bisa ditekan menjadi lebih singkat dan dipastikan laga akan seru dari awal," ucap sosok yang sering disapa Rudy tersebut.
Rudy tak menampik awalnya Indonesia sempat menolak sistem skor 5x11 yang pernah diusulkan Federasi Badminton Dunia (BWF) pada 2018, namun itu lebih karena faktor waktu adaptasi yang mepet dengan pelaksanaan kualifikasi Olimpiade 2020.
"Saat itu beberapa negara menolak dan inginnya pembahasan ini dilanjutkan setelah Olimpiade. Lalu kami melakukan rapat dengan pengurus dan pelatih, ternyata format sistem skor 5X11 akan cocok bagi bulutangkis ke depannya," ujar Rudy.
Jika mendapat persetujuan, Rudy menyebut sistem poin 5x11 bakal diuji pada Januari 2022 selama satu tahun di seluruh level turnamen.
"Setelah satu tahun, kami juga mengusulkan harus ada feedback dari para pemain," terang Rudy dikutip dari situs resmi PBSI.
Proposal perubahan sistem skor telah diajukan Indonesia dan Maladewa serta mendapat persetujuan BWF Asia.
Sementara menurut Rudy, kejuaraan nasional di Cina juga sudah menggunakan sistem poin 5x11.
"Badminton Cina juga sudah mencoba di kejuaraan nasional mereka bulan November 2020 dan statistiknya cukup baik," kata Rudy.
Selanjutnya, permintaan perubahan sistem skor ini akan dibawa ke agenda Rapat Tahunan BWF pada tanggal 21 Mei 2021 untuk didiskusikan. Mekanime pengambilan keputusan melalui voting para anggota BWF.
Sumber: PBSI/News/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun